TEMPO.CO , Makassar - Kedatangan Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola (PSSI) Ratu Tisha saat laga kedua final Piala Indonesia, PSM Makas...
TEMPO.CO, Makassar - Kedatangan Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola (PSSI) Ratu Tisha saat laga kedua final Piala Indonesia, PSM Makassar melawan Persija Jakarta mendapat respons negatif dari ribuan suporter PSM. Momen itu terjadi ketika Ratu Tisha tiba di Stadion Andi Mattalatta, Selasa, 6 Agustus 2019.
Saat itu, Ratu Tisha menuju bangku penonton VVIP. "Pulang.. pulang.. pulang.. pulang," kata ribuan suporter PSM ketika itu.
Ratu sempat duduk sesaat dekat Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Ilham Arief Sirajuddin (mantan Wali Kota Makassar), Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, CEO PSM Makassar Munafri Arifuddin, dan Danurwindo. Namun, ia kemudian terlihat meninggalkan kursinya sembari melambaikan tangan.
Para penonton memberikan sambutan negatif diduga karena laga final ini sempat tertunda. Mestinya duel PSM melawan Persija ini berlangsung pada 28 Juli lalu. Penundaan itu karena alasan faktor keamanan.
"Selamat datang para mafia...selamat datang mafia," suara suporter sempat menggema di stadion.
Ratu Tisha meninggalkan VVIP dikawal ketat sejumlah orang berpakaian sipil. Menyaksikan itu, para suporter pun bertepuk tangan.
Laga final yang sempat tertunda itu mendapatkan pengawalan ketat di stadion hingga luar stadion. Ribuan personel dari kepolisian dan TNI dikerahkan.
Dalam laga tersebut, PSM keluar sebagai juara setelah menang 2-0 atas Persija. Dengan hasil itu, maka skor akhir 2-1, sebab laga sebelumnya Persija menang 1-0.
Momen suporter meneriaki Ratu Tisha kembali terjadi saat Sekjen PSSI itu muncul di panggung untuk menyerahkan trofi. Meski diteriaki, kali ini Ratu tak turun.
CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin menenangkan suporter. Di panggung, Munafri melambaikan tangan seakan-akan meminta para penonton untuk tenang.
Selain menyabet trofi juara Piala Indonesia, kesuksesan PSM Makassar semakin lengkap karena dua pemainnya terpilih sebagai pemain terbaik. Mereka adalah Zulham Zamrun dan Asnawi Mangkualam. Keduanya dinobatkan sebagai pemain terbaik dan pemain muda terbaik dalam turnamen ini. Bahkan, Zulham juga menjadi pemain top skor dalam kejuaraan ini dengan 10 gol.
Saat itu, Ratu Tisha menuju bangku penonton VVIP. "Pulang.. pulang.. pulang.. pulang," kata ribuan suporter PSM ketika itu.
Ratu sempat duduk sesaat dekat Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Ilham Arief Sirajuddin (mantan Wali Kota Makassar), Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, CEO PSM Makassar Munafri Arifuddin, dan Danurwindo. Namun, ia kemudian terlihat meninggalkan kursinya sembari melambaikan tangan.
Para penonton memberikan sambutan negatif diduga karena laga final ini sempat tertunda. Mestinya duel PSM melawan Persija ini berlangsung pada 28 Juli lalu. Penundaan itu karena alasan faktor keamanan.
"Selamat datang para mafia...selamat datang mafia," suara suporter sempat menggema di stadion.
Ratu Tisha meninggalkan VVIP dikawal ketat sejumlah orang berpakaian sipil. Menyaksikan itu, para suporter pun bertepuk tangan.
Laga final yang sempat tertunda itu mendapatkan pengawalan ketat di stadion hingga luar stadion. Ribuan personel dari kepolisian dan TNI dikerahkan.
Dalam laga tersebut, PSM keluar sebagai juara setelah menang 2-0 atas Persija. Dengan hasil itu, maka skor akhir 2-1, sebab laga sebelumnya Persija menang 1-0.
Momen suporter meneriaki Ratu Tisha kembali terjadi saat Sekjen PSSI itu muncul di panggung untuk menyerahkan trofi. Meski diteriaki, kali ini Ratu tak turun.
CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin menenangkan suporter. Di panggung, Munafri melambaikan tangan seakan-akan meminta para penonton untuk tenang.
Selain menyabet trofi juara Piala Indonesia, kesuksesan PSM Makassar semakin lengkap karena dua pemainnya terpilih sebagai pemain terbaik. Mereka adalah Zulham Zamrun dan Asnawi Mangkualam. Keduanya dinobatkan sebagai pemain terbaik dan pemain muda terbaik dalam turnamen ini. Bahkan, Zulham juga menjadi pemain top skor dalam kejuaraan ini dengan 10 gol.